Kamis, 30 Agustus 2012

                             MANFAAT BELUNTAS





           Beluntas
(Pluchea indica (L.) Less.)
Sinonim :
Baccharis indica, Linn.
Familia :
Compositae
Uraian :
Semak atau setengah semak. tumbuh tegak tinggi sampai 2 m, kadang-kadang lebih. Percabangan banyak, berusuk halus dan berbulu lembut. Tumbuh liar di tanah tandus dan jelek, atau ditanam sebagai pagar. Terdapat sampai 1.000 m diatas permukaan laut. Daun bertangkai pendek, letak berseling, bentuk bundar telur sungsang, ujung bundar melancip, bergerigi warna hijau terang. Bunga keluar di ujung cabang dan di ketiak daun berbentuk bunga bonggol bergagang atau duduk, warna ungu. Buah longkah agak berbentuk gasing, warna coklat dengan sudut putih, lokos.

Nama Lokal :
Beluntas (Indonesia), Luntas (Jawa), Baluntas (Madura); Baluntas, Baruntas (Sunda), Lamutasa (Makasar); Beluntas (Sumatra), Lenaboui (Timor); Luan Yi (China).;
 Penyakit Yang Dapat Diobati :
Bau badan, Nafsu makan, menurunkan panas, scabies, TBC;

Pemanfaatan :

 BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman, segar/dikeringkan.

KEGUNAAN :
1. Menghilangkan bau badan.
2. Gangguan pencernaan pada anak-anak dan menambah nafsu
    makan.
3. Menurunkan panas, peluruh keringat.
4. Scabies.
5. TBC kelenjar leher (Cervical tuberculous lymphadenitis)
6. Nyeri pada rheumatik, sakit pinggang (Lumbago)

PEMAKAIAN: 10 - 15 gr, direbus.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Baunya khas (Sengir) dan rasanya getir. Daun: menambah nafsu makan (Stomakik), membantu pencernaan. KANDUNGAN KIMIA: Alkaloid, minyak atsiri.

Sumber : www.iptek.net.id

Jumat, 29 Juni 2012


 KHASIAT BELIMBING MANIS




Belimbing Manis

(Averhoa carambola)
Sinonim :
Familia :
Oxalidaceae
Uraian :
Pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m dpi. Pohon yang berasal dari Amerika tropis ini menghendaki tempat tumbuh tidak ternaungi dan cukup lembab. Belimbing wuiuh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya condong ke atas. Cabang muda berambut halus seperti beludru, warnanya coklat muda. Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat teiur sampai jorong, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda. Perbungaan berupa malai, berkelornpok, keluar dari batang atau percabangan yang besar, bungs kecil-kecil berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan. Buahnya buah buni, bentuknya bulat lonjong bersegi, panjang 4-6,5 ern, warnanya hijau kekuningan, bila masak berair banyak, rasanya asam. Biji bentuknya bulat telur, gepeng. Rasa buahnya asam, digunakan sebagai sirop penyegar, bahan penyedap masakan, membersihkan noda pada kain, mengkilapkan barang-barang yang terbuat dari kuningan, membersihkan tangan yang kotor atau sebagai bahan obat tradisional. Perbanyakan dengan biji dan cangkok.

Nama Lokal :
Belimbing manis (Indonesia), Belimbing manih (Minangkabau); Belimbing legi (Jawa), Belimbing amis (Sunda), ; Bhalimbing manes (Madura), Balirang (Bugis); 

 Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes melitus, Kolesterol, Hipertensi;
Pemanfaatan :
 BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, buah.

KEGUNAAN:
Bunga:
- Batuk.
- Sariawan (stomatitis)

Daun:
- Perut sakit. Gondongan (Parotitis).
- Rematik.

Buah:
- Batuk rejan.
- Gusi berdarah, sariawan.
- Sakit gigi berlubang.
- Jerawat. Panu.
- Tekanan darah tinggi.
- Kelumpuhan.
- Memperbaiki fungsi pencernaan.
- Radang rektum.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: Lihat resep.
Pamakaian luar: Daun secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus sampai seperti bubur, dipakai sebagal tapal (pemakaian setempat) pada gondongan, rheumatism, jerawat, panu.

CARA PEMAKAIAN:
1. Pagel linu:
    1 genggam daun belimbing wuiuh yang masih muda, 10 biji cengkeh,
    15 biji lada, digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya.
    Lumurkan ketempat yang sakit.

2. Gondongan:
    10 ranting muda belimbing wuiuh berikut daunnya dan 4 butir bawang
    merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan ketempat
    yang sakit.

3. Batuk pada anak.
    Segenggam bunga belimbing wuiuh, beberapa butir adas, gula
    secukupnya dan air 1 cangkir, ditim selama beberapa jam. Setelah
    dingin disaring dengan sepotong kain, dibagi untuk 2 kali minum,
    pagi dan malam sewaktu perut kosong.

4. Batuk:
    25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temu-giring, 1 jari
    kulit kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, 1/4
    genggam pegagan, 1/4 genggam daun saga, 1/4 genggam daun
    inggu, 1/4 genggam daun sendok, dicuci dan dipotong-potong
    seperlunya, direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4
    gelas. Setelah dingin disaring, diminum dengan madu seperlunya.
    Sehari 3 kali 3/4 gelas.

5. Batuk rejan:
    a. 10 buah belimbing. wuluh dicuci lalu ditumbuk halus-halus,
        diremas dengan 2 sendok makan air garam, lalu disaring. Minum,
        lakukan 2 kali sehari.
    b. Buah belimbing wuiuh dibuat manisan, sehari makan 3 x 6-8 buah.

6. Rematik :
    a. 100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh dan 15 biji
        merica dicuci lalu digiling halus, tambahkan cuka secukupnya
        sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi
        ketempat yang sakit.

    b. 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia champaca
        L.), 15 biji cengkeh, 15 butir lada hitam, dicuci lalu ditumbuk
        halus, diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan
        1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai untuk menggosok
        dan mengurut bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.

7. Sariawan:
    a. Segenggarn bunga belimbing wuluh, gula jawa secukupnya dan
        1 cangkir air direbus sampai kental. Setelah dingin disaring,
        dipakai untuk membersihkan mulut dan mengoles sariawan.

    b. 2/3 genggam bunga belimbing wuiuh, dicuci lalu direbus dengan
        3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin
        disaring lalu diminum, sehari 3 kali 3/4 gelas.

    c. 3 buah belimbing wuitjh, 3 butir bawang merah, 1 buah pala yang
        muda, 10 lembar daun seriawan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari
        pulosari, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 3 sendok
        makan minyak kelapa, diperas lalu disaring. Dipakai untuk
        mengoles luka-luka akibat sariawan, 6-7 kali sehari.

8. Jerawat:
    a. Buah belimbing wuluh secukupnya dicuci lalu ditumbuk halus,
        diremas dengan air garam seperlunya, untuk menggosok muka
        yang berjerawat. Lakukan 3 kali sehari,

    b. 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang,
        digiling halus lalu diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis.
        Ramuan ini dipakai untuk menggosok dan melumas muka yang
        berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari.

9. Panu:
    10 buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus, tambahkan kapur
    sirih sebesar biji asam, diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai
    untuk menggosok kulit yang terserang panu. Lakukan 2 kali sehari.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa asam, sejuk. Menghilangkan sakit (analgetik), memperbanyak pengeluaran empedu, anti radang, peluruh kencing, astringent. KANDUNGAN KIMIA: Batang: Saponin, tanin, glucoside, calsium oksalat, suifur, asam format, peroksidase. Daun: Tanin, suifur, asam format, peroksidase, calsium oksalat, kalium sitrat. 

sumber : www.iptek.net.id

 KHASIAT BELIMBING ASAM/BELIMBING WULUH





Belimbing Asam

(Averhoa bilimbi.)
Sinonim :
Familia :
Oxalidaceae
Uraian :
Belimbing asam (Averhoa bilimbi) dapat tumbuh baik di tempat-tempat terbuka yang mempunyai ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan air laut. DI negara asalnya, tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis dan di Indonesia banyak dipelihara di pekarangan atau kadang-kadang tumbuh secara liar diladang atau tepi hutan. Tumbuhan ini tingginya dapat mencapai lebih dari 10 meter dan mempunyai batang yang keras. Ada dua varitas dari tumbuhan belimbing asam yaitu yang menghasilkan buah berwarna hijau dan kuning muda atau sering pula dianggap berwarna putih. Batangnya tidak banyak memiliki cabang, sedang daunnya bersirip genap. Bunganya yang kecil-kecil menggantung berwarna merah atau keunguan dengan buah memanjang dan dalamnya berongga berbiji-biji. Daging buahnya banyak mengandung air yang berasa asam.

Nama Lokal :
Belimbing Asam (Indonesia), Calincing (sunda),; Blimbing wuluh (Jawa), Bhalimbing bulu (Madura),; Blimbing buluh (Bali), Selimeng (Aceh), Balimbing (Lampung); Balimbeng (Flores), Celane (Bugis), Takurela (Ambon); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batuk, Beguk, Encok, Sariawan, Hipertensi, Diabetes melitus; Demam, Radang poros usus, Menghilangkan jerawat;
Pemanfaatan :

 1. Batuk
    a. Bahan: 1 genggam bunga belimbing asam dan 1 potong gula batu
       Cara membuat: direbus bersama-sama dengan 1 gelas air sampai
       mendidih hingga tinggal ½ Gelas.
       Cara menggunakan:  diminum pagi dan sore secara rutin.

    b. Bahan: daun, bunga dan buah belimbing asam ditambah gula
       merah dan adas pulawaras
       Cara Membuat: direbus bersama-sama dengan 1 gelas air sampai
       mendidih hingga tinggal ½ gelas.
        Cara menggunakan:  diminum pagi dan sore secara rutin

2. Beguk
    Bahan: 10 lembar daun belimbing asam dan 4 siung bawang merah
    Cara membuat: ditumbuk bersama-sama sampai halus
    Cara menggunakan: untuk bobok dan obat luar

3. Encok
    a. Bahan: 1 genggam  daun belimbing asam ditambah kapur sirih
       Cara membuat: ditumbuk halus bersama-sama
       Cara menggunakan:  digosokan sebagai param

    b. Bahan:  4 genggam daun belimbing asam
       Cara membuat:  ditumbuk halus
       Cara menggunakan:  digunakan untuk menggosok bagian
       pinggang

4. Sariawan
    Bahan: 11 kuntum bunga belimbing asam, asam jawa dan gula merah
    Cara membuat: direbus bersama-sama dengan 2 gelas air sampai
    mendidih hingga tinggal 1 gelas
    Cara menggunakan:  diminum pagi dan sore

5. Hipertensi
    Bahan: 3 buah belimbing asam, ½ ikat daun kemangi
    Cara membuat: direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih
    hingga tinggal ½ gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
    Cara menggunakan:  diminum menjelang tidur dan diulangi 3 hari
    sekali

6. Diabetes mellitus, demam dan radang poros usus
    Bahan: 3 genggam daun belimbing asam
    Cara membuat: direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian
    disaring untuk diambil airnya
    Cara menggunakan:  diminum 2 kali sehari, pagi dan sore

7. Menghilangkan Jerawat
    Bahan: 3 buah belimbing asam dan garam secukupnya
    Cara membuat: buah belimbing  diparut kemudian kedua bahan
    tersebut dicampur sampai merata
    Cara menggunakan:  digunakan sebagai bedak pada bagian wajah
    yang berjerawat

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Buah belimbing asam mempunyai kandungan unsur kandungan unsur kimia yang disebut asam oksalat dan kalium. Disamping itu, daun belimbing asam mengandung ekstrak untuk melawan staphylococus.

Sumber : www.iptek.net.id


 KHASIAT BAYAM




Bayam

(Amaranthus tricolor L.)
Sinonim :
A.gangeticus
Familia :
amaranthaceae.
Uraian :
Bayam berasal dari Amerika tropik. Sampai sekarang, tumbuhan ini sudah tersebar di daerah tropis dan subtropis seluruh dunia. Di Indonesia, bayam dapat tumbuh sepanjang tahun dan ditemukan pada ketinggian 5-2.000 m dpl, tumbuh di daerah panas dan dingin, tetapi tumbuh lebih subur di. dataran rendah pada lahan terbuka yang udaranya agak panas. Herba setahun, tegak atau agak condong, tinggi 0,4-1 m, dan bercabang. Batang lemah dan berair. Daun bertangkai, berbentuk bulat telur, lemas, panjang 5-8 cm, ujung tumpul, pangkal runcing, serta warnanya hijau, merah, atau hijau keputihan. Bunga dalam tukal yang rapat, bagian bawah duduk di ketiak, bagian atas berkumpul menjadi karangan bunga di ujung tangkai dan ketiak percabangan. Bunga berbentuk bulir. Bayam yang dijual di pasaran dan biasa dikonsumsi sebagai sayuran dikenal dengan bayam cabutan atau bayam sekul. Terdapat tiga varietas bayam yang termasuk ke dalam Amaranthus tricolor, yaitu bayam hijau biasa, bayam merah (Blitum rubrum), yang batang dan daunnya berwarna merah, dan bayam putih (Blitum album), yang berwarna hijau keputih-putihan. Sebagai informasi, daun dan batang bayam merah mengandung cairan berwarna merah. Selain A. tricolor, terdapat bayam jenis lain, seperti bayam kakap (A. hybridus), bayam duri (A.spinosus), dan bayam kotok/bayam tanah (A. blitum). Jenis bayam yang sering dibudidayakan adalah A. tricolor dan A. hybridus sedangkan jenis bayam lainnya tumbuh liar. Panen bayam cabut paling lama dilakukan selama 25 hari. Setelah itu, kualitasnya akan menurun karena daunnya menjadi kaku. Bayam dapat disayur bening, dibuat gado-gado, pecal, atau direbus untuk lalap. Kadangkadang, daun bayam yang muda dan lebar digunakan pula sebagai bahan rempeyek. Tanaman bayam dapat diperbanyak dengan biji.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Jakarta: bayam glatik, b. putih, b. merah. Jawa: bayem abrit, b. lemah, b. ringgit, b. sekul, b. siti. Maluku: jawa lufife, tona ma gaahu, hohoru itoka tokara, baya roriha, loda kohori. Nama asing: Chinese spinach (I) Nama simplisia: Amaranthi tricoloris Folium (daun bayam), Amaranthi tricoloris Radix (akar bayam).

 Penyakit Yang Dapat Diobati :
Secara umum, tanaman bayam dapat meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan. Akar bayam merah berkhasiat sebagai obat disentri. Bayam termasuk sayuran berserat yang dapat digunakan untuk memperlancar proses buang air besar. Makanan berserat sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita kanker usus besar, penderita kencing manis (diabetes mellitus), kolesterol darah tinggi, dan menurunkan berat badan. Infus daun bayam merah 30% per oral dapat meningkatkan kadar besi serum, haemoglobin, dan hematokrit kelinci yang dibuat anemia secara nyata. Peningkatan tersebut tidak berbeda jika dibandingkan dengan kelompok kelinci yang diberi sulfas ferosus. Sebagai pembanding, digunakan air suling. (Ernawati Santoso, Fakultas Farmasi, WIDMAN, 1986).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN:
Bagian tanaman yang digunakan adalah daun dan akar.

Indikasi:
Daun bayam digunakan untuk pengobatan :
membersihkan darah sehabis bersalin,
memperkuat akar rambut,
tekanan darah rendah,
kurang darah (anemia), dan
gagal ginjal.

Akar digunakan untuk pengobatan: disentri

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, sediakan 25-30 g daun segar, lalu rebus dan dimakan sebagai lalap. Selain direbus, bayam dapat juga dijus untuk diminum.
Untuk pemakaian luar, giling daun bayam segar sampai halus, lalu tempelkan pada luka akibat gigitan binatang berbisa.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:
Meningkatkan kerja ginjal, membersihkan darah sehabis bersalin Bayam dapat dikonsumsi dalam bentuk sayur bening.

Kurang darah
Cuci tiga genggam daun bayam merah, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan satu sendok makan air jeruk nipis, lalu saring. Selanjutnya, tambahkan satu sendok makan madu dan sebutir kuning telur ayam kampung dan aduk sampai rata, kemudian ramuan ini diminum dan pengo>7atan dilakukan satu kali sehari selama seminggu. Selanjutnya, pengobatan dapat dilakukan dua kali seminggu sampai penyakitnya sembuh.

Disentri
Cuci 10 batang akar bayam merah sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan garam halus seujung sendok teh sambil diaduk rata, lalu saring. Untuk pengobatan, minum air saringannya sekaligus.

Memperkuat akar rambut
Cuci satu ikat daun dan batang bayam segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan garam halus seujung sendok teh sambil diaduk rata. Selanjutnya, peras dan saring, lalu minum sekaligus. Lakukan 2-3 kali seminggu.

Catatan
Penderita kadar asam urat darah yang cukup tinggi dan rematik Gout dilarang mengonsumsi bayam terlalu banyak karena sayur ini mengandung purin yang cukup tinggi. Di dalam tubuh, purin akan dimetabolisir menjadi asam urat.

Untuk pengobatan, bayam merah dianggap lebih berkhasiat daripada bayam hijau.

Komposisi :
Bayam mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalium, zat besi, amarantin, rutin, purin, dan vitamin (A, B dan C).


SUMBER : www.iptek.net.id

 KHASIAT BAWANG PUTIH




Bawang Putih

(Allium sativum, Linn.)
Sinonim :
Familia :
Liliaceae
Uraian :
Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum atau di Indonesia lazim disebut bawang putih. Bawang putih termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi 30 -75 em, mempunyai batang semu yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih dan memanjang. Akar bawang putih terdiri dari serabut-serabut kecil yang bejumlah banyak. Dan setiap umbi bawang putih terdiri dari sejumlah anak bawang (siung) yang setiap siungnya terbungkus kulit tipis berwarna putih. Bawang putih yang semula merupakan tumbuhan daerah dataran tinggi, sekarang di Indonesia, jenis tertentu dibudidayakan di dataran rendah. Bawang putih berkembang baik pada ketinggian tanah berkisar 200-250 meter di atas permukaan laut. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 600 m - 1.200 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 800 mm - 2.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan - 7 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan - 6 bulan · Suhu udara : 150 C - 200 C · Kelembapan : tinggi · Penyinaran : sedang b. Tanah · Jenis : gromosol (ultisol). · Tekstur : lempung berpasir (gembur) · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 50 cm - 150 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : di atas 15 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 6 - 6,8 · Kesuburan : tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan selokan atau parit dengan lebar 30 cm - 40 cm, dalam 30 cm - 60 cm. Tanah galian digunakan untuk bedengan selebar 60 cm - 100 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan, lalu dicangkul sedalam 15 cm - 30 cm. · Setelah 10 hari - 15 hari dicangkul kembali hingga membentuk gumpalan halus, kemudian diberi pupuk kandang 10 ton - 15 ton/hektar. · Sehari sebelum tanam, bedengan dibasahi. b. Persiapan Bibit · Bibit berasal dari tanaman cukup tua (85 hari - 135 hari), sehat dan tidak cacat. · Bibit disimpan dalam ruangan kering sekitar 5 bulan - 8 bulan digantung pada para-para. · Siang untuk bibit berasal dari umbi yang beratnya 5 g - 7,5 g/umbi. c. Penanaman · Buatkan lubang tanam sedalam 3 cm - 4 cm dengan tugal. · Tancapkan bibit dengan posisi tegak lurus, ujung siung di atas dan ¾ bagian siung tertanam dalam tanah. · Taburkan tanah halus dan tutup merata dengan jerami setelah 3 cm. · Jarak tanam 10 cm x 10 cm atau 15 cm x 10 cm

Nama Lokal :
Garlic (Inggris), Bawang Putih (Indonesia), Bawang (Jawa); Bawang Bodas (Sunda), Bawang handak (Lampung); Kasuna (Bali), Lasuna pute (Bugis), Bhabang pote (Madura); Bawa bodudo (Ternate), Kalfeo foleu (Timor); 

 Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hipertensi, Asma, Batuk, Masuk angin, Sakit kepala, Sakit kuning; Sesak nafas, Busung air, Ambeien, Sembelit, Luka memar, Abses; Luka benda tajam, digigit serangga, Cacingan, Sulit tidur (Insomnia);
Pemanfaatan :

 1. Hipertensi
    a. Bahan: 3 siung bawang putih,
       Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus dan diperas dengan
       air secukupnya, Ialu disaring;
       Cara menggunakan: diminum secara teratur setiap hari.

    b. Bahan : 2 siung bawang putih;
       Cara membuat: bawang putih dipanggang dengan api;            
       Cara menggunakan: dimakan setiap pagi selama 7 hari.

2. Asma, batuk dan masuk angin
    Baban: 3 siung bawang putih, 1 sendok makan madu dan gula batu
    secukupnya;
    Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian dioplos
    bersama bahan lainnya sampai merata dan diperas/disaring;
    Cara menggunakan: diminum setiap pagi sampai sembuh.

3. Sakit kepala
    Bahan: umbi bawang putih;
    Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus;
    Cara menggunakan: untuk kompres pada dahi.

4. Sakit kuning, sesak nafas dan busung air
    Bahan: 1 umbi bawang putih, 1 potong gula batu sebesar telur ayam
    Cara membuat : umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian kedua
    bahan tersebut direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih
    dan diaduk sampai merata, dan disaring;
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 2 sendok makan, pagi dan
    sore.

5. Ambeien
    Bahan : umbi bawang putih;
    Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian diperas
    untuk diambil airnya;
    Cara menggunakan: dioleskan di sekitar dubur setiap hari.

6. Sembelit
    Bahan: yoghurt bawang putih dan bawang merah secukupnya;
    Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus, diperas untuk
    diambil airnya, kemudian dicampur sampai merata dan disaring;
    Cara menggunakan: diminuni biasa.

7. Luka memar karena tikaman atau pukulan
    Bahan: bawang putih dan 1 sendok madu;
    Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian diberi 1
    sendok madu dan dicampur sampai merata;
    Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang luka.

8. Luka kena benda tajam berkarat
    Bahan: umbi bawang putih dan minyak kelapa secukupnya;
    Cara membuat: umbi bawang putih dibakar, kemudian dicelupkan ke
    dalam minyak kelapa dan ditumbuk halus;
    Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang luka.

9. Mempercepat matangnya bengkak abses
    Bahan : umbi bawang putih;
    Cara membuat: umbi bawang putih dipanasi dengan minyak cat,
    kemudian ditumbuk halus;
    Cara menggunakan : ditempelkan pada bagian yang bengkak.

10. Untuk mengeluarkan serpihan kaca, kayu atau duri
     Bahan: umbi bawang putih;
     Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus;
     Cara menggunakan: ditempelkan pada baglan yang kemasukan
     serpihan kaca, kayu atau duri.

11. Sengatan serangga
     Bahan: umbi bawang putih, sendowo dan garam secukupnya;
     Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian
     dicampur dengan bahan lainnya sampai merata;
     Cara menggunakan: dioleskan ada bagian tubuh yang disengat
     serangga.

12. Mengusir cacing kremi dan cacing perut
     Baban: beberapa siung bawang push;
     Cara membuat: dikupas dan dicuci bersih;
     Cara menggunakan: dimakan langsung.

13. Sulit tidur (insomnia)
     Bahan: beberapa slung bawang putih;
     Cara membuat: dikupas dan dicuci bersih;
     Cara menggunakan: dimakan langsung sebelum tidur.

 Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Dari umbi bawang putih per 100 gram mengandung : - protein sebesar 4,5 gram. - lemak 0,20 gram, - hidrat arang 23, 1 0 gram, - vitamin B 1 0,22 miligram, - vitamin C 1 5 miligram, - kalori 95 kalori, - posfor 134 miligram, - kalsium 42 


sumber :www.iptek.net.id

 KHASIAT BAWANG MERAH






Bawang Merah

(Allium cepa)
Sinonim :
--
Familia :
Amaryllidaceae (Liliaceae).
Uraian :
Herba semusim, tidak berbatang. Daun tunggal memeluk umbi lapis. Umbi lapis menebal dan berdaging, warna merah keputihan. Perbungaan berbentuk bongkol, mahkota bunga berbentuk bulat telur. Buah batu bulat, berwarna hijau. Biji segi tiga warna hitam. Bagian yang Digunakan Umbi lapis.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Bawang abang mirah (Aceh); Pia (Batak); Bawang abang (Palembang); Bawang sirah, Barambang sirah, Dasun merah (Minangkabau); Bawang suluh (Lampung); Bawang beureum (Sunda); Brambang, Brambang abang (Jawa); Bhabang mera (Madura); Jasun bang, Jasun mirah (BaIi); Lasuna mahamu, Ransuna mahendeng, Yantuna mopura, Dansuna rundang, Lasuna randang, Lansuna mea, Lansuna Raindang (Sulawesi Utara); Bawangi (Gorontalo); Laisuna pilas, Laisuna mpilas (Roti); Kalpeo meh (Timor); Bowang wulwul (Kai); Kosai miha; Bawa rohiha (Ternate); Bawa kahori (Tidore). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Cepae Bulbus; Umbi lapis Bawang Merah.

 Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Menghangatkan, rasa dan bau tajam. KHASIAT Bakterisid, ekspektoran, dan diuretik. PENELITIAN M. Jufri Samad, 1987. FMIPA Farmasi UNHAS. Telah melakukan penelitian pengaruh ekstrak umbi lapis Bawang Merah terhadap penurunan kadar gula darah normal kelinci. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak umbi Bawang Merah dengan dosis 250 mg/kg bb, menyebabkan penurunan kadar gula darah normal sebesar 23,46 %. Pada pemberian tolbutamid dosis 250 mg/kg bb secara oral, menunjukkan penurunan kadar gula darah normal sebesar 22,21 %, dan pemberian air suling dengan takaran 5 ml/kg bb secara oral menunjukkan penurunan kadar gula darah normal sebesar 3,00 %. Tri Purwaningsih, 1991. FMIPA Farmasi UI. Telah melakukan penelitian efek protektif Bawang Merah pada kerusakan hati akibat karbon tetraklorida.Dari hasil penelitian tersebut, ternyata Bawang Merah menghambat peningkatan GPT plasma dan kerusakan jaringan hati akibat CCl4.
Pemanfaatan :

 KEGUNAAN
1. Batuk.
2. Haid tidak teratur.
3. Kencing manis.
4. Obat cacing.
5. Demam pada anak-anak (obat luar).
6. Perut kembung pada anak-anak (obat luar).

RAMUAN DAN TAKARAN
Batuk
Ramuan:
Umbi Bawang merah            4 gram
Daun Poko segar                 4 gram
Daun Sembung segar          3 gram
Herba Pegagan segar          4 gram
Buah Adas                           2 gram
Air                                    125 ml

Cara pembuatan:
Dipipis, dibuat infus atau pil.

Cara pemakaian:
Diminum sehari 1 kali, pagi hari 100 ml. Apabila dipipis diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir. pil, diminum 3 kali sehari 9 pil.

Lama pengobatan:
Diulang selama 14 hari.

Kencing Manis
Ramuan:
Umbi Bawang Merah (dirajang)        4 gram
Buah Buncis (dirajang)                   15 gram
Daun Salam (dirajang)                   10 helai
Air                                                120 ml

Cara pembuatan:
Dibuat infus.

Cara pemakaian:
Diminum sehari 1 kali 100 ml.

Lama pengobatan:
Diulang selama 14 hari.
Demam dan Perut

Kembung pada Anak-anak
Ramuan:
Umbi Bawang Merah (potong tipis)   secukupnya
Minyak Kelapa                                  secukupnya
Minyak Kayu Putih                            secukupnya

Cara pembuatan:
Diremas-remas.

Cara pemakaian:
Minyak tersebut dioleskan pada perut yang kembung, seluruh badan, kaki, dan tangnn pada anak yang demam.

 Komposisi :
Minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, flavonglikosida, kuersetin, saponin, peptida, fitohormon, vitamin, dan zat pati.


sumber : www.iptek.net.id

 KHASIAT TANAMAN BARU CINA






         













Baru Cina

(Artemisia vulgaris Linn.)
Sinonim :
Familia :
Compositae
Uraian :
Terna menahun, berambut halus, tegak, tinggi mencapai 1 m, berbau tajam, menyenangi tanah yang cukup lembab dan tanah yang kaya humus, tumbuh liar di hutan dan di ladang. jenis yang biasa ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat. Artemisia argyi Levl. et. Vant. Tanaman ini terdapat sampai 3.000 m di atas permukaan laut, berasal dari Cina. Tanaman ini merupakan herba setengah berkayu, percabangan banyak, beralur dan berambut. Daun berbentuk bulat-telur dengan tepi berbagi menjari ujung meruncing, kedua permukaan daun berambut halus. Warna daun hijau, di bagian bawah warna lebih putih, duduk berseling. Bunga merupakan bunga majemuk, kecil-kecil, warna kuning muda berbentuk bonggol tersusun dalam rangkaian berbentuk malai yang tumbuh menunduk, keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai. Perbanyakan dapat dengan stek atau biji.

Nama Lokal :
Baru cina (Indonesia, Sumatera), Daun manis, brobos krebo; Beunghar kucicing, jukut lokot mala, suket gajahan (jawa); Kolo, goro-goro cina (Maluku), Daun Sudamala, cam cao; Ai ye (China).; 

 Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit haid, Keguguran, Disentri, Keputihan, Susah punya anak; Muntah darah, mimisan, pendarahan usus, mudah persalinan;
Pemanfaatan :

 BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, seluruh tanaman.

KEGUNAAN:
1. Menstruasi berlebihan (banyak), sakit pada menstruasi
   (Dysmenorrhea), menstruasi tidak teratur.
2. Mencegah keguguran (Threatened abortion), pergerakan janin
   berlebihan.
3. Dysentery, keputihan.
4. Mempermudah persalinan, susah punya anak.
5. Muntah darah (hematemesis), mimisan (epistaxis), perdarahan usus
   (rectal haemorrhgia).

PEMAKAIAN:
10 - 30 gram rebus, minum.  Herba ini sudah dibuat tablet,
suntikan, minyak, aerosol (obat semprot mulut).

PEMAKAIAN LUAR:
Gangguan lambung, nyeri persendian (arthralgia), eczema, gatal-gatal (pruritus), bisul.  Dipakai sebagai moxa, dengan cara memanaskan titik-titik akupunktur.
Verruca vulgaris (kutil): A. argyi dilumatkan, tempelkan ke tempat kelainan beberapa kali sehari, selama + 30 hari.

CARA PEMAKAIAN:
1. Memulihkah tenaga akibat perdarahan sehabis melahirkan:
    4 pohon baru cina + 6 gelas air, direbus sampai sisa 2 gelas. 
    Diminum sehari 2 x 1 gelas sebelum makan.

2. Lemah syahwat:
    15 - 45 gram biji digiling halus, makan.

3. Ayan (Epilepsi):
    1 genggam akar artemisia + 1 ibu jari jahe + 1 ibu jari gula    
    enau + 4 gelas air, rebus menjadi 2 gelas.  Sehari 2 x 1 gelas.

4. Sakit tenggorok:
    Herba segar ditumbuk, peras, minum airnya.

5. Disentri:
    Barucina + jahe segar, direbus sampai kental, minum 3 x.

A.rtemisia argyi Levl et Vant:
Mempunyai khasiat untuk pengobatan carcinoma lambung, pembesaran kelenjar  payudara. juga dipakai untuk pengobatan hepatitis, prostatitis, bronchitis, menstruasi berlebihan, menstruasi tidak teratur dan nyeri menstruasi, dan penyakit-penyakit alergi. Herba ini menghambat pertumbuhan Hela cell.

EFEK SAMPING:
30% pasien yang memakai rebusan daun A. argyi mempunyai keluhan mulut kering, rasa tida enak di lambung (yang terbanyak), mual, muntah, mencret dan pusing, yang hilang bila memakai minyak daun A. argyi.

 BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, seluruh tanaman.

KEGUNAAN:
1. Menstruasi berlebihan (banyak), sakit pada menstruasi
   (Dysmenorrhea), menstruasi tidak teratur.
2. Mencegah keguguran (Threatened abortion), pergerakan janin
   berlebihan.
3. Dysentery, keputihan.
4. Mempermudah persalinan, susah punya anak.
5. Muntah darah (hematemesis), mimisan (epistaxis), perdarahan usus
   (rectal haemorrhgia).

PEMAKAIAN:
10 - 30 gram rebus, minum.  Herba ini sudah dibuat tablet,
suntikan, minyak, aerosol (obat semprot mulut).

PEMAKAIAN LUAR:
Gangguan lambung, nyeri persendian (arthralgia), eczema, gatal-gatal (pruritus), bisul.  Dipakai sebagai moxa, dengan cara memanaskan titik-titik akupunktur.
Verruca vulgaris (kutil): A. argyi dilumatkan, tempelkan ke tempat kelainan beberapa kali sehari, selama + 30 hari.

CARA PEMAKAIAN:
1. Memulihkah tenaga akibat perdarahan sehabis melahirkan:
    4 pohon baru cina + 6 gelas air, direbus sampai sisa 2 gelas. 
    Diminum sehari 2 x 1 gelas sebelum makan.

2. Lemah syahwat:
    15 - 45 gram biji digiling halus, makan.

3. Ayan (Epilepsi):
    1 genggam akar artemisia + 1 ibu jari jahe + 1 ibu jari gula    
    enau + 4 gelas air, rebus menjadi 2 gelas.  Sehari 2 x 1 gelas.

4. Sakit tenggorok:
    Herba segar ditumbuk, peras, minum airnya.

5. Disentri:
    Barucina + jahe segar, direbus sampai kental, minum 3 x.

A.rtemisia argyi Levl et Vant:
Mempunyai khasiat untuk pengobatan carcinoma lambung, pembesaran kelenjar  payudara. juga dipakai untuk pengobatan hepatitis, prostatitis, bronchitis, menstruasi berlebihan, menstruasi tidak teratur dan nyeri menstruasi, dan penyakit-penyakit alergi. Herba ini menghambat pertumbuhan Hela cell.

EFEK SAMPING:
30% pasien yang memakai rebusan daun A. argyi mempunyai keluhan mulut kering, rasa tida enak di lambung (yang terbanyak), mual, muntah, mencret dan pusing, yang hilang bila memakai minyak daun A. argyi.
 Komposisi :
 
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, pedas, hangat. Menghilangkan rasa dingin, menghilangkan sakit, menghentikan perdarahan (hemostatic), melancarkan peredaran darah, mencegah keguguran, mengatur menstruasi. Herba ini masuk meridian ginjal, paru dan limpa. KANDUNGAN KIMIA: Minyak menguap (Phellandrene, cadinene, thujvl alkohol), alfa-amirin, fernenol, dehydromatricaria ester, cineole, terpinen-4-ol, beta- karyophyllene, 1-quebrachitol. Akar dan batang : Inulin (mengandung artemose), Cabang kecil : Oxytocin, yomogi alkohol, dan ridentin. 


SUMBER : www.iptek.net.id


KHASIAT BANGLE




















Bangle

(Zingiber purpureum Roxb.)
Sinonim :
Zingiber cassumunar, Roxb.
Familia :
Zingiberaceae
Uraian :
Bangle tumbuh di daerah Asia tropika, dari India sampai Indonesia. Di Jawa dibudidayakan atau di tanam di pekarangan pada tempat-tempat yang cukup mendapat sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai 1.300 m dpi. Pada tanah yang tergenang atau becek, pertumbuhannya akan terganggu dan rimpang cepat membusuk. Herba semusim, tumbuh tegak, tinggi 1-1,5 m, membentuk rumpun yang agak padat, berbatang semu, terdiri dari pelepah daun yang dipinggir ujungnya berambut sikat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun lonjong, tipis, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, berambut halus, jarang, pertulangan menyirip, panjang 23-35 cm, lebar 20-40 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk, bentuk tandan, keluar di ujung batang, panjang gagang sampai 20 cm. Bagian yang mengandung bunga bentuknya bulat telur atau seperti gelendong, panjangnya 6-10 cm, lebar 4-5 cm. Daun kelopak tersusun seperti sisik tebal, kelopak bentuk tabung, ujung bergerigi tiga, warna merah menyala. Bibir bunga bentuknya bundar memanjang, warnanya putih atau pucat. Bangle mempunyai rimpang yang menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5 mm. Permukaan luar tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda sampai kuning kecoklatan. Rasanya tidak enak, pedas dan pahit. Bangle digolongkan sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat obat. Panenan dilakukan setelah tanaman berumur satu tahun. Perbanyakan dengan stek rimpang.

Nama Lokal :
Panglai (Sunda), bengle (Jawa), pandhiyang (Madura).; mugle, bengle, bungle, baglai, baniai, banglai, bunglai,; Bangle, kunit bolai, kunyit bolai (Sumatera), banggele (Bali),; Bale, panini, manglai, manguiai, bangerei, wangelei, walegai,; kukuniran, kukundiren, unin makei, unin pakei, bangle, bongle; 

 Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, Sakit kepala, Batuk, Perut nyeri, masuk angin, sembelit; Sakit kuning, Cacingan, Reumatik, Ramuan jamu, kegemukan; Mengecilkan perut setelah melahirkan;
Pemanfaatan :
 BAGIAN YANG DIPAKAI: Rimpang, daun.

KEGUNAAN:
Rimpang:
- Demam, sakit kepala.
- Batuk berdahak.
- Perut nyeri, masuk angin.
- Sembelit.
- Sakit kuning.
- Cacingan.
- Rheumatism.
- Ramuan jamu pada wanita setelah melahirkan.
- Mengecilkan perut setelah melahirkan.
- Kegemukan.

Daun:
· Tidak napsu makan.
· Perut terasa penuh.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 1/2-3.jari rimpang, direbus.
Pemakaian luar. Rimpang secukupnya dicuci bersih Ialu diparuti dipakai sebagai tapal atau boreh pada sakit kepala, pegal linu, mengecilkan perut sehabis melahirkan, dan sebagainya.

CARA PEMAKAIAN:
1. Demam, masuk angin.
    15 g rimpang bangle yang segar dicuci lalu diparut. Tambahkan 1/2
    cangkir air panas dan 2 sendok makan madu.  Diaduk merata lalu
    diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari.

2. Perut mules:
    Rimpang bangle, rimpang jahe, kencur dan  lempuyang wangi,
    masing-masing 1/2 jari tangan dicuci lalu diiris tipis-tipis.  Rebus
    dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa 1/2 gelas.  Setelah dingin
    disaring, lalu diminum.

3. Sakit kepala karena demam:
    Rimpang segar secukupnya dicuci bersih lalu diparut.  Tambahkan
    sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur.  Dipakai sebagai
    pilis pada dahi.

4. Sakit kuning:
    1/2 jari rimpang bangle dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan air
    masak dan madu masing-masing 1 sendok makan. Peras dan saring,
    minum.  Lakukan 2 kali sehari.

5. Nyeri sendi (rheumatism):
    Rimpang segar secukupnya dicuci Ialu diparut, tambahkan arak
    sampai menjadi adonan seperti bubur encer.  Borehkan kebagian
    sendi yang sakit.

6. Mengecilkan perut setelah melahirkan:
    Rimpang bangle secukupnya dicuci lalu diparut, borehkan pada
    perut.

7. Cacingan:
    3 jari rimpang bangle, 2 jari temu hitam, 5 biji ketumbar dan 5 lembar
    tangkai daun sirih dicuci lalu diiris tipis-tipis, kemudian ditumbuk
    halus.  Tambahkan 1/ 2 cangkir air masak, diaduk merata lalu
    diperas dan disaring.  Minum.

8. Radang seiaput lendir mata:
    Rimpang bangle dan kunyit sebesar 1 buku jari tangan dan 13 butir
    jinten hitam dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya.  Rebus
    dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa setengahnya. Setelah
    dingin disaring, minum.

9. Kegemukan / mengurangi lemak tubuh:
    a. Sepotong rimpang bangle dan 7 lembar daun jati belanda dicuci
       lalu direbus dengan 1,5 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas.
       Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum.  Pagi dan
       sore hari.

    b. 1/2 jari rimpang bangle, 1/2 jari rimpang temu giring, 3/4 jari
       rimpang lempuyang wangi, 1/4  genggam daun kemuning, 1/4
       genggam daun jati belanda, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-
       potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai
       tersisa 1/2-nya. Setelah dingin disaring, minum. Sehari 3 x 3/4
       gelas.

    c. Rimpang bangle dan rimpang temu hitam, masing-masing 1/2 jari
       tangan, dicuci lalu diparut. Tambahkan 1 sendok makan air jeruk
       nipis dan 2 sendok makan madu, aduk merata sambil diremas-
       remas.  Peras dan saring, minum. Lakukan 2-3 kali sehari.

 Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rimpang berbau khas aromatik, rasanya agak pahit dan agak pedas. Penurun panas (anti piretik), peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak (expectorant), pembersih darah, pencahar (laksan), obat cacing (vermifuge). KANDUNGAN KIMIA: Rimpang: minyak atsiri (sineol, pinen), damar, pati, tanin.

www.iptek.net.id


KHASIAT BANDOTAN


















Bandotan

(Ageratum conyzoides L.)
Sinonim :
A. ciliare Lour. (non Linn), A. cordifolium Roxb.
Familia :
compositae (asteraceae).
Uraian :
Bandotan tergolong ke dalam tumbuhan terna semusim, tumbuh tegak atau bagian bawahnya berbaring, tingginya sekitar 30-90 cm, dan bercabang. Batang bulat berambut panjang, jika menyentuh tanah akan mengeluarkan akar. Daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan bersilang (compositae), helaian daun bulat telur dengan pangkal membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 1-10 cm, lebar 0,5-6 cm, kedua permukaan daun berambut panjang dengan kelenjar yang terletak di permukaan bawah daun, warnanya hijau. Bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, warnanya putih. Panjang bonggol bunga 6-8 mm, dengan tangkai yang berambut. Buahnya berwarna hitam dan bentuknya kecil. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Bandotan dapat diperbanyak dengan biji. Bandotan berasal dari Amerika tropis. Di Indonesia, bandotan merupakan tumbuhan liar dan lebih dikenal sebagai tumbuhan pengganggu (gulma) di kebun dan di ladang. Tumbuhan ini, dapat ditemukan juga di pekarangan rumah, tepi jalan, tanggul, dan sekitar saluran air pada ketinggian 1-2.100 m di atas permukaan laut (dpl). Jika daunnya telah layu dan membusuk, tumbuhan ini akan mengeluarkan bau tidak enak.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Sumatera: bandotan, daun tombak, siangit, tombak jantan, siangik kahwa, rumput tahi ayam. Jawa: babadotan, b. leutik, babandotan, b. beureum, b. hejo, jukut bau, ki bau, bandotan, berokan, wedusan, dus wedusan, dus bedusan, tempuyak. Sulawesi: dawet, lawet, rukut manooe, rukut weru, sopi. NAMA ASING : Sheng hong ji (C), bulak manok (Tag.), ajganda, sahadevi (IP), billy goat weed, white weed, bastard agrimony (I), celestine, eupatoire bleue. NAMA SIMPLISIA: Agerati Herba (herba bandotan), Agerati Radix (akar bandotan).

 Penyakit Yang Dapat Diobati :
Herba ini rasanya sedikit pahit, pedas, dan sifatnya netral. Bandotan berkhasiat stimulan, tonik, pereda demam (antipiretik), antitoksik, menghilangkan pembengkakan, menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh haid (emenagog), peluruh kencing (diuretik), dan pelumuh kentut (kaiminatit). Daun bandotan dapat digunakan pula sebagai insektisida nabati. Selain Ageratum conyzoide.s L., terdapat bandotan varietas lain yang mempunyai khasiat yang sama, yaitu Ageratum haoustonianum Mill. Ekstrak daun bandotan (5% dan 10%) dapat memperpanjang siklus birahi dan memperlambat perkembangan folikel mencit betina (virgin dan non virgin). Namun, tidak berefek pada uterus, vagina, dan liver. Setelah masa pemulihan, siklus birahi dan perkembangan folikel kembali normal. Tidak ada perbedaan efek antara mencit virgin dan non virgin selama perlakuan (Yuni Ahda, JF FMIPA UNAND, - 1993). Ekstrak daun bandotan dalam minyak kelapa dosis 20% tidak memberikan efek penyembuhan luka. Namun, pada dosis 40% dan 80% dapat menyembuhkan luka secara nyata sesuai dengan peningkatan dosis. Bahkan, efek penyembuhan luka pada dosis 80% tidak berbeda nyata dengan yodium povidon 10% (Eliza Magdalena, JF FMIPA UI, 1993).
 
Pemanfaatan :

 BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan untuk obat adalah herba (bagian di atas tanah) dan akar. Herba yang digunakan berupa herba segar atau yang telah dikeringkan.

INDIKASI:
Herba bandotan berkhasiat untuk pengobatan: demam,malaria, sakit tenggorok, radang paru (pneumonia), radang telinga tengah (otitis media), perdarahan, seperti perdarahan rahim, luka berdarah, dan mimisan, diare, disentri, mulas (kolik), muntah, perut kembung,  keseleo, pegal linu, mencegah kehamilan, badan lelah sehabis bekerja berat,  produksi air seni sedikit, tumor rahim, dan perawatan rambut.
Akar berkhasiat untuk mengatasi :demam.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 15 - 30 g herba kering atau 30 -60 g herba segar. Cara lain tumbuk herba segar, lalu peras dan air perasannya diminum.
Untuk pemakaian luar, tumbuk herba segar sampai halus. Selanjutnya, campurkan minyak sayur sedikit dan aduk sampai rata, lalu bubuhkan pada luka yang masih baru, bisul, eksim, dan penyakit kulit lainnya (seperti kusta/lepra). Cara lain, giling herba kering menjadi serbuk, lalu tiupkan ke kerongkongan penderita yang sakit tenggorokan. Selain itu, daun segar dapat diseduh dan air seduhannya dapat digunakan untuk membilas mata, sakit perut, dan mencuci luka.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:

Sakit telinga tengah akibat radang
Cuci herba bandotan segar secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Hasilnya, peras dan saring. Gunakan air perasan yang terkumpul untuk obat tetes telinga. Sehari 4 kali, setiap kali pengobatan sebanyak 2 tetes.

Luka berdarah, bisul, eksim
Cuci herba bandotan segar secukupnya sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Turapkan ramuan ke bagian tubuh yang sakit, lalu balut dengan perban. Dalam sehari, ganti balutan 3-4 kali. Lakukan pengobatan ini sampai sembuh.

Bisul, borok
Cuci satu tumbuhan herba bandotan segar sampai bersih. Tambahkan sekepal nasi basi dan seujung sendok teh garam, lalu giling sampai halus. Turapkan ke tempat yang sakit, lalu balut dengan perban.

Rematik( istilah kedokteran : reumatik), bengkak karena keseleo
Sediakan satu genggam daun dan batang muda tumbuhan bandotan segar, satu kepal nasi basi, dan 1/2 sendok teh garam. Selanjutnya, cuci daun dan batang muda sampai bersih, lalu tumbuk bersama nasi dan garam. Setelah menjadi adonan seperti bubur kental, turapkan ramuan ke bagian sendi yang bengkak sambil dibalut. Biarkan selama 1-2 jam, lalu balutan dilepaskan. Lakukan perawatan seperti ini 2-3 kali sehari.
  
Perdarahan rahim, sariawan, bisul, bengkak karena memar
Rebus 10-15 g herba bandotan dalam dua gelas air bersih sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari.

Tumor rahim
Rebus 30-60 g herba bandotan kering segar atau 15-30 g herba kering dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Selain direbus, herba segar dapat juga ditumbuk. Air rebusan atau air perasannya diminum satu gelas sehari.

Sakit tenggorokan
(1) Cuci 30-60 g daun bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Selanjutnya, peras dan saring. Tambahkan larutan gula batu ke dalam air perasan secukupnya dan aduk sampai rata. Minum ramuan dan lakukan tiga kali sehari.
(2) Cuci daun bandotan secukupnya, lalu jemur sampai kering. Selanjutnya, giling sampai menjadi serbuk. Tiupkan serbuk ke dalam tenggorokan penderita.

Malaria, influenza
Rebus 15-30 g herba bandotan kering dalam dua gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan dua kali sehari.

Perut kembung, mulas, muntah
Cuci satu buah tumbuhan bandotan ukuran sedang sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa menjadi satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan pengobatan ini 2-3 kali sehari sampai sembuh.

Perawatan rambut
Cuci, daun dan batang bandotan segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Oleskan hasil tumbukan ke seluruh kulit kepala dan rambut. Tutup kepala dengan sepotong kain. Biarkan selama 2-3 jam. Selanjutnya, bilas rambut 

 Komposisi :
Herba bandotan mengandung asam amino, organacid, pectic substance, minyak asiri kumarin, ageratochromene, friedelin, ß-sitosterol, stigmasterol, tanin, sulfur, dan potassium chlorida. Akar bandotan mengandung minyak asiri, alkaloid, dan kumarin


SUMBER : www.iptek.net.id
 KHASIAT ASAM JAWA





Asam Jawa

(Tamarindus indica, Linn.)
Sinonim :
Familia :
Leguminosae
Uraian :
Asam jawa (tamarindus indica) merupakan sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Daun asam jawa bertangkai panjang, sekitar 17 cm dan bersirip genap. Bunganya berwarna kuning kemerah-merahan dan buah polongnya berwarna coklat dengan rasa khas asam. Di dalam buah polong selain terdapat kulit yang membungkus daging buah, juga terdapat biji berjumlah 2 - 5 yang berbentuk pipih dengan warna coklat agak kehitaman.

Nama Lokal :
Tamarind (Inggris), Tamarinier (Perancis),; Asam Jawa (Indonesia), Celangi, Tangkal asem (Sunda); Asem (Jawa); 

 Penyakit Yang Dapat Diobati :
Asma, Batuk, Demam, Sakit panas, Reumatik, Sakit perut, morbili; Alergi/biduren, Sariawan, Luka baru, Luka borok, Eksim, Bisul; Bengkak disengat lipan/lebah, Gigitan ular bisa, Rambut rontok;
Pemanfaatan :


 1. Asma
    Bahan: 2 potong kulit pohon asam jawa, adas pulawaras secukupnya
    Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air
    sampai mendidih, kemudian disaring.
    Cara mrnggunakan:  diminum 2 kali sehari

2. Batuk Kering
    Bahan: 3 polong buah asam jawa, ½ genggam daun saga
    Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 4 gelas air
    sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring
    Cara menggunakan:  diminum 2 kali sehari, pagi dan sore

3. Demam
    Bahan:  1 genggam daun asam jawa, adas pulawaras secukupnya;
    Cara membuat:  kedua bahan tersebut direbus dengan ½  liter air
    sampai mendidih, kemudian disaring
    Cara menggunakan:  diminum 2 kali sehari, pagi dan sore

4. Sakit Panas
    Bahan:  2 polong buah asam jawa yang telah masak, garam
    secukupnya
    Cara membuat:  kedua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas air
    panas, kemudian disaring
    Cara menggunakan:  diminum biasa
    Catatan:  bagi ibu hamil tidak boleh minum resep ini

5. Reumatik
    Bahan:  1 genggam daun asam jawa, 2-3 biji asam jawa (klungsu =
    jawa)
    Cara membuat:  kedua bahan tersebut ditumbuk halus
    Cara menggunakan: dipakai untuk kompres bagian yang sakit

6. Sakit  perut
    a. Bahan: 3 polong buah asam jawa yang sudah masak, kapur sirih
       dan minyak kayu putih secukupnya
       Cara membuat: semua bahan tersebut dicampur sampai merata
       Cara menggunakan:  digunakan sebagai obat gosok, terutama
       pada bagian perut

    b. Bahan:  3 polong buah asam jawa, 1 potong gula aren
       Cara membuat:  kedua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas air
       panas, kemudian disaring
       Cara menggunakan:  diminum biasa

     c. Bahan: 2 polong buah asam jawa, 1 rimpang kunyit sebesar ibu
        jari, 1 potong gula kelapa
        Cara membuat: Kunyit diparut, kemudian dicampur dengan bahan
        bahan lainnya dan diseduh dengan 1 gelas air panas, kemudian
        disaring
        Cara menggunakan:  diminum biasa

7. Morbili
    Bahan:  1 - 2 potong buah asam jawa yang telah masak, 2 rimpang
    kunyit sebesar ibu jari
    Cara membuat:  kunyit diparut, kemudian kedua bahan tersebut
    dicampur sampai merata
    Cara menggunakan:  digunakan sebagai bedak/obat gosok bagi
    penderita morbili

8. Alergi/Biduren (Jawa)
    Bahan: 2-3 golong buah asam jawa yang telah tua, garam
    secukupnya, ¼ sendok kapur sirih.
    Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
    sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas dan disaring
    Cara menggunakan:  diminum 2 kali sehari, pagi dan sore

9. Sariawan
    Bahan: 2 polong buah asam jawa, 2 rimpang temulawak sebesar ibu
    jari, 1 potong gula kelapa
    Cara membuat: semua bahan tersebut direbus sampai mendidih
    hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring
    Cara menggunakan:  diminum biasa

10. Luka baru
     Bahan: daun asam jawa secukupnya
     Cara membuat: daun asam jawa dikunyah sampai lumat
     Cara menggunakan:  ditempelkan pada luka

11. Luka borok
     Bahan:  beberapa biji asam jawa  (klungsu = jawa)
     Cara membuat:  biji asam jawa ditumbuk halus
     Cara menggunakan:  ditempelkan pada luka, kemudian diperban

12. Eksim dan Bisul
     Bahan:  1 genggam daun asam jawa yang masih muda (sinom =
     jawa), 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari
     Cara membuat:  kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus
     Cara menggunakan:  ditempelkan pada bagian yang sakit

13. Bengkak karena disengat lipan atau lebah
     Bahan:  3 - 5 biji asam jawa dan minyak kayu putih secukupnya
     Cara membuat:  biji asam jawa ditumbuk halus
     Cara menggunakan:  bagian yang bengkak dibersihkan terlebih
     dahulu dengan kain yang dibasahi dengan minyak kayu putih,
     kemudian ditaburi/ditempeli dengan bubukan biji asam jawa
     tersebut.

14. Mencegah rambut rontok
     Bahan:  beberapa biji asam jawa
     Cara menggunakan:  sebelum keramas dengan shampo, kepala
     dimasase terlebih dahulu dengan 

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Buah polong asam jawa mengandung senyawa kimia antara lain asam appel, asam sitrat, asam anggur, asam tartrat, asam suksinat, pectin dan gula invert. Buah asam jawa yang masak di pohon diantaranya mengandung nilai kalori sebesar 239 kal per 100 gram, protein 2,8 gram per 100 gram, lemak 0,6 gram per 100 gram, hidrat arang 62,5 gram per 100 gram, kalsium 74 miligram per 100 gram, fosfor 113 miligram per 100 gram, zat besi 0,6 miligram per 100 gram, vitamin A 30 SI per 100 gram, vitamin B1 0,34 miligram per 100 gram, vitamin C 2 miligram per 100 gram. Kulit bijinya mengandung phlobatannnin dan bijinya mengandung albuminoid serta pati.

sumber ; www.iptek.net.id
 KHASIAT APEL








          Apel
(Pyrus malus, Linn)
Sinonim :
= Malus sylvestris, Mill
Familia :
Rosaceae
Uraian :
Apel (Pyrus malus) dapat hidup subur di daerah yang mempunyai temperatur udara dingin. Tumbuhan ini di Eropa dibudidayakan terutama di daerah subtropis bagian Utara. Sedang apel lokal di Indonesia yang terkenal berasal dari daerah Malang, Jawa Timur. Atau juga berasal dari daerah Gunung Pangrango, Jawa Barat. Di Indonesia, apel dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian sekitar 1200 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan apel dikatagorikan sebagai salah satu anggota keluarga mawar-mawaran dan mempunyai tinggi batang pohon dapat mencapai 7-10 meter. Daun apel sangat mirip dengan daun tumbuhan bunga mawar. Berbentuk bulat telur dan dihiasi gerigi-gerigi kecil pada tepiannya. Pada usia produktif, apel biasanya akan berbunga pada sekitar bulan Juli. Buah apel yang berukuran macam-macam tersebut sebenarnya merupakan bunga yang membesar atau mengembang sehingga menjadi buah yang padat dan berisi.

Nama Lokal :
Apel (Indonesia, Malang), Apple (Inggris), Appel (Perancis);; 

 Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kencing manis (diabetes mellitus), Diare;
Pemanfaatan :

 1. Diabetes Mellitus
    Bahan: 1 biji buah apel berukuran sedang.
    Cara membuat : dibelah menjadi 4 bagian dan direbus dengan air 3-4
    gelas sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas.
    Cara menggunakan : diminum pagi-sore, dan dilakukan secara rutin.

2. Diare
    Bahan: buah apel yang belum begitu masak.
    Cara menggunakan: dimakan biasa.

 Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Buah apel (Pyrus malus) selain mempunyai kandungan senyawa pektin juga mengandung zat gizi, antara lain (per 100 gram) : - Kalori 58 kalori - Hidrat arang 14,9 gram - Lemak 0,4 gram - Protein 0,3 gram - Kalsium 6 mg - Fosfor 10 mg - Besi 0,3 mg - Vitamin A 90 SI - Vitamin B1 0,04 mg - Vitamin C 5 mg - dan Air 84 %

 SUMBER : www.iptek.net.id

KHASIAT ALPOKAT





Alpokat

(Persea gratissima Gaertn.)
Sinonim :
= P. americana, Mill.
Familia :
Lauraceae
Uraian :
Pohon buah dari Amerika Tengah, tumbuh liar di hutan-hutan, banyak juga ditanam di kebun dan di pekarangan yang lapisan tananhnya gembur dan subur serta tidak tergenang air. Walau dapat berbuah di dataran rendah, tapi hasil akan memuaskan bila ditanam pada ketinggian 200-1.000 m di atas permukaan laut (dpl), pada daerah tropik dari subtropik yang banyak curah hujannya. Pohon kecil, tinggi 3-10 m, berakar tunggang, batang berkayu, bulat, warnanya coklat kotor, banyak bercabang, ranting berambut halus. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5 cm, kotor, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai bundar telur memanjang, tebal seperti kulit, ujung dan pangkal runcing, tepi rata kadang-kadang agak rmenggulung ke atas, bertulang rnenyirip, panjang 10-20 cm, lebar 3-10 cm, daun muda warnanya kemerahan dan berambut rapat, daun tua warnanya hijau dan gundul. Bunganya bunga majemuk, berkelamin dua, tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung ranting, warnanya kuning kehijauan. Buahnya buah buni, bentuk bola atau bulat telur, panjang 5-20 cm, warnanya hijau atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sarna sekali berbiji satu, daging buah jika sudah masak lunak, warnanya hijau, kekuningan. Biji bulat seperti bola, diameter 2,5-5 cm, keping biji putih kemerahan. Buah alpokat yang masak daging buahnya lunak, berlemak, biasanya dimakan sebagai es campur atau dibuat juice. minyaknya digunakan antara lain untuk keperluan kosmetik. Perbanyakan dengan biji, cara okulasi dan cara enten.

Nama Lokal :
Apuket, alpuket, jambu wolanda (Sunda), apokat, avokat,; plokat (Jawa). apokat, alpokat, avokat, advokat (Sumatera); 
 Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sariawan, melembabkan kulit kuring, kencing batu, sakit kepala; Darah tinggi (Hipertensi), nyeri saraf (neuralgia), nyeri lambung,; Saluran napas membengkak (bronchial swellings), sakit gigi,; Kencing manis (diabetes melitus), menstruasi tidak teratur.;
Pemanfaatan :
 BAGIAN YANG DIPAKAI: Daging buah, daun, biji.

KEGUNAAN:
Daging buah :
- Sariawan.
- Melembabkan kulit kering.

Daun:
- Kencing batu.
- Darah tinggi, sakit kepala.
- Nyeri syaraf.
- Nyeri lambung.
- Saluran napas membengkak (bronchial swellings).
- Menstruasi tidak teratur.

Biji:
- Sakit gigi.
- Kencing manis.

PEMAKAIAN,.
Untuk minum: 3-6 lembar daun.        
Pemakaian Luar:  Daging buah secukupnya dilumatkan, dipakai untuk masker. Daun untuk pemakaian setempat, biji digiling halus menjadi serbuk untuk menghilangkan sakit.

CARA PEMAKAIAN:
1. Sariawan:
    Sebuah isi alpokat yang sudah masak diberi 2 sendok makan madu
    murni, diaduk merata lalu dimakan. Lakukan setiap hari sampai
    sembuh.

2. Kencing batu:
    4 lembar daun alpokat, 3 buah rimpang teki, 5 tangkai daun randu,
    setengah biji pinang, 1 buah pala, 3 jari gula enau, dicuci lalu
    direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas.
    Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.

3. Darah tinggi :
    3 lembar daun alpokat dicuci bersih lalu diseduh dengan 1 gelas air
    panas. Setelah dingin diminum sekaligus.

4. Kulit muka kering:
    Buah diambil isinya lalu dilumatkan sampai seperti bubur. Dipakai
    untuk masker, dengan cara memoles muka yang kering. Muka
    dibasuh dengan air setelah lapisan  masker alpokat tersebut
    mengering.

5. Sakit gigi berlubang:
    Lubang pada gigi dimasukkan bubuk biji alpokat.

6. Bengkak karena Peradangan:
    Bubuk dari biji secukupnya ditambah sedikit air sampai menjadi
    adonan seperti bubur, balurkan kebagian tubuh yang sakit.

7. Kencing manis:
    Biji dipanggang di atas api lalu dipotong kecil-kecil dengan golok,
    kemudian digodok dengan air bersih sampai airnya menjadi coklat.
    Saring, minum setelah dingin.

8. Teh dan alpokat baik untuk menghilangkan rasa sakit kepala, nyeri
    lambung, bengkak pada saluran napas, rasa nyeri syaraf (Neuralgia)
    dan datang haid tidak teratur.

Data penelitian:
Daun mempunyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus strain A dan B. Staphylococcus albus, Pseudomonas sp., Proteus sp., Escherichea coli dan Bacillus subtilis (E.O. ognulans dan E. Ramstad 1975). 

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun: Rasa pahit, kelat. Peluruh kencing. Biji : Anti radang, menghilangkan sakit. KANDUNGAN KIMIA: Buah dan daun mengandung saponin, alkaloida dan flavonoida, Buah juga mengandung tanin dan daun mengandung polifenol, quersetin, gula alkohot persiit. 

Sumber : www.iptek.net.id